Proses pembuatan bibit dengan cara penempelan tunas (okulasi)- Penempelan atau okulasi (budding)
adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa
sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu
tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan
atau tautannya. Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima
sambungan pada okulasi disebut batang bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut stock. Bagian tanaman yang ditempelkan pada okulasi disebut batang atas, entres (scion)
dan merupakan potongan satu mata tunas (entres). Dalam tulisan ini coba
kita kenalkan “Okulasi Cipaku” karena teknik okulasi ini banyak
dikembangkan dan digunakan oleh petani penangkar bibit di daerah Cipaku
dan sekitarnya, di Kabupaten Bogor. Biasanya penangkar bibit melakukan
okulasi pada saat batang bawah sudah sebesar ukuran pensil.
Sedangkan
okulasi Cipaku dilakukan pada batang bawah berukuran sebesar pangkal
lidi, sehingga bisa meng-hasilkan bibit lebih cepat dari pada sistem
okulasi yang lama.Teknik okulasi cipaku ini adalah pengembangan teknik
okulasi sistem Forkert.
1) Syarat batang bawah untuk okulasi
Dapat
menggunakan biji asalan atau “sapuan” untuk menghasilkan batang bawah,
tetapi ada varietas durian yang baik khusus untuk batang bawah yaitu
varietas bokor dan siriwig, karena biji besar sehingga mampu
menghasilkan sistem perakaran yang baik dan tahan terhadap busuk akar.
Batang diupayakan berdiameter 3-5 mm, berumur sekitar 3-4 bulan. Dalam
fase pertumbuhan yang optimum (tingkat kesuburannya baik), kambiumnya
aktif, sehingga memudahkan dalam pengupasan dan proses merekatnya mata
tempel ke batang bawah. Disarankan penyiraman cukup (media cukup basah)
Batang bawah dipupuk dengan Urea 1-2 minggu sebelum penempelan.
Gunakan
media tanam dengan komposisi tanah subur: tanah, pupuk kandang : sekam
padi (1:1:1). Gunakan polybag ukuran 15×20 cm yang sanggup bertahan dari
biji sampai 3 bulan siap tempel sampai dengan 3 bulan setelah tempel.
Setelah periode tersebut polybag harus diganti dengan ukuran yang lebih
besar 20×30 cm, atau langsung ke polybag 30×40 cm tergantung permintaan
pasar dan seterusnya semakin besar pertumbuhan tanaman harus diimbangi
dengan ukuran besar polybag. Kecuali untuk alasan pengangkutan jarak
jauh untuk efisiensi tempat kita gunakan polybag yang lebih kecil dari
biasanya.
2) Syarat batang atas untuk okulasi
Entres
yang baik adalah yang cabangnya dalam keadaan tidak terlalu tua dan
juga tidak terlalu muda (setengah berkayu). Warna kulitnya coklat muda
kehijauan atau abu-abu muda. Entres yang diambil dari cabang yang
terlalu tua pertumbuhannya lambat dan persentase keberhasilannya rendah.
Besar diameter cabang untuk entres ini harus sebanding dengan besarnya
batang bawahnya. Cabang entres untuk okulasi sebaiknya tidak berdaun
(daunnya sudah rontok). Pada tanaman tertentu sering dijumpai cabang
entres yang masih ada daun melekat pada tangkai batangnya.
Untuk
itu perompesan daun harus dilakukan dua minggu sebelum pengambilan
cabang entres. Dalam waktu dua minggu ini, tangkai daun akan luruh dan
pada bekas tempat melekatnya (daerah absisi) akan terbentuk kalus
penutup luka yang bisa mencegah masuknya mikro-organisme penyebab
penyakit (patogen). Syarat lain yang perlu diperhatikan pada waktu
pengambilan entres adalah kesuburan dan kesehatan pohon induk. Untuk
meningkatkan kesuburan pohon induk, biasanya tiga minggu sebelum
pengambilan batang atas dilakukan pemupukan dengan pupuk NPK. Kesehatan
pohon induk ini penting karena dalam kondisi sakit, terutama penyakit
sistemik mudah sekali ditularkan pada bibit.
Entres
diambil setelah kulit kayu cabangnya dengan mudah dapat dipisahkan dari
kayunya (dikelupas). Bagian dalam kulit kayu ini (kambium) akan tampak
berair, ini menandakan kambiumnya aktif, sehingga bila mata tunasnya
segera diokulasikan akan mempercepat pertautan dengan batang bawah.
3) Faktor yang menunjang keberhasilan okulasi
Waktu
terbaik pelaksanaan okulasi adalah pada pagi hari, antara jam
07.00-11.00 pagi, ka-rena saat tersebut tanaman se-dang aktif
berfotosintesis sehingga kambium tanaman juga dalam kondisi aktif dan
optimum. Diatas Jam 12.00 siang daun mulai layu. Tetapi ini bisa diatasi
dengan menempel di tempat yang teduh, terhindar dari sinar matahari
langsung.
Kebersihan alat okulasi,
silet yang akan digunakan langsung kita belah dua saat masih alam
bungkusan kertas, sehingga silet kita tetap dalam kondisi bersih satu
belahan kita gunakan sedangkan belahan lainnya kita simpan untuk
pengganti belahan silet pertama apabila dirasa sudah tidah tajam lagi.
Perawatan alat okulasi, setelah digunakan silet di-bersihkan dan
dibungkus lagi dengan kertas pembungkusnya agar tidak berkarat.
Petani
terampil satu bagian silet mampu digunakan untuk 100 s/d 200 kali
okulasi sehingga dengan dua bagian silet mampu dihasilkan 200 s/d 400
okulasi dalam sehari (10 jam kerja). Seorang pembibit yang berpengalaman
dalam 1 jam mampu menempel sekitar 40 tempelan. Kerja mulai jam
06.00-12.00 (6 jam) dilanjutkan jam 13.00-17.00 (4 jam), sehingga 10 jam
kerja dalam 1 hari dihasilkan 10×40 = 400 tempelan.
Gambar
3.16. Proses pembuatan bibit dengan cara okulasi. A. Okulasi dengan
menggunakan bibit berdiameter 3-5 mm, berumur 3-4 bulan., B. Pembuatan
sayatan di batang bawah, C. Pengambilan mata entres dari batang atas, D.
Mata entres terpisah dengan batang atas, E. Mata entres terlepas dengan
kayunya, F. Mata entres terlepas tanpa kayunya dan siap ditempel, G.
Menempelkan mata entres ke sayatan batang Bawah., H. Pengikatan dengan
tali plastik, I. Arah ikatan dari bawah ke atas, J. Setelah 2-3 minggu
okulasi sudah dapat dibuka, K Mata tunas tumbuh hasil okulasi
Pembuatan
tali plastik dari kantong plastik berukuran ½ kg (12×25 cm) atau 2 kg
(20×35 cm). Gunakan plastik yang tahan santan dan minyak. Membuat irisan
memanjang dengan lebar 0.5-1 cm. Pengirisan dengan silet, yang
bergeraknya plastiknya bukan siletnya. Untuk pemula pengirisan plastik
bisa beralaskan papan atau kaca, sedangkan yang sudah biasa pengirisan
kantong plastik dapat langsung di atas paha kita. Cara menghitung
kebutuhan tali plastik adalah sebagai berikut. Biasanya 1 kantong
plastik ukuran ½ kg menjadi 12 irisan bolak-balik sehingga menjadi 24
irisan x 3 bagian (8 cm) dihasilkan sekitar 72 tali plastik x ¼ kg (isi
140 lembar) maka dihasilkan 10.080 tali plastik, sedangkan 1 kantong
plastik ukur-an 2 kg menjadi 20 irisan bolak balik sehingga menjadi 40
irisan x 4 bagian (8 cm) dihasilkan sekitar 160 tali plastik x ¼ kg (isi
60 lembar) maka dihasilkan 9.600 tali platik. Harga 1/4 kg kantong
plastik harganya Rp 3.000,-, ¼ kg plastik ukuran ½ kg berisi 140 kantong
plastik dan ¼ kg plastik ukuran 2 kg berisi 60 kantong plastik.
Membersihkan
tali plastik dengan cara dipegang dengan jari direntangkan dan
diketek-ketek atau digerakan biar menjadi ber-sih, jangan dilap.
Biasanya kantong plastik yang habis kita iris menjadi tali plastik, kita
gosok-gosokan ke telapak tangan kita biar tidak licin/lebih kesat.
4) Cara okulasi
a) Perlakuan pendahuluan
Batang
bawah dengan polybagnya dipegang dan diangkat sedikit keatas lalu
ditekan miring ke bawah sehingga posisi tanaman dan polybagnya menjadi
miring ke arah luar, agar memudahkan mencari posisi batang yang akan di
tempel dan pengerjaan penempelan, gerakan ini juga mampu menjatuhkan
embun/ air yang melekat di daun, agar lebih banyak embun/air yang jatuh,
gerakan batang bawah sekali lagi dengan tangan. Batang bawah
dibersihkan dari kotoran/debu dengan cara mengusap dengan ibu jari dan
telunjuk tangan kita pada bagian yang akan dibuat sobekan untuk okulasi.
b) Pembuatan sayatan untuk tempat menempel entres
Bagian
batang bawah yang akan dijadikan tempat okulasi harus diperhatikan
dengan seksama. Penentuan tempat okulasi, buat tempat sayatan/ kupasan/
sobekan setinggi 3 kali tinggi/panjang silet dari batas akar dan batang,
karena bila okulasi pertama gagal setelah 3 minggu kita bisa
mengokulasi lagi tepat berjarak sepanjang silet dibawah luka okulasi
pertama pada sisi yang berlawanan, kalau okulasi ke-2 masih gagal dalam 3
minggu berikutnya kita dapat mengulang untuk yang terakhir kali atau
yang ke-3 berjarak sepanjang silet pada sisi yang berlawanan dengan
okulasi ke-2 atau sama sisi dengen okulasi ke-1. Kalau itupun gagal kita
bisa gunakan alternatif dengan teknik sambung pucuk atau kita menunggu
tanaman tumbuh lebih tinggi. Tetapi jangan melakukan okulasi 2 atau 3
sekaligus pada tanaman karena itu akan membuat stress tanaman.
Panjang
silet sekitar 4 cm, sehingga jarak tempat okulasi pertama adalah
setinggi sekitar 12 cm di atas batas akar dan batang. Buang daun dibawah
posisi tempat sayatan, untuk memudahkan penempelan atau tidak
menghalangi pandangan. Penyayatan kulit batang bawah mendatar selebar
3-4 mm dengan 2 atau 3 kupasan, tergantung pada besar kecilnya diameter
batang bawah dan diseimbangkan dengan besar kecilnya entres, lalu
ditarik ke bawah sepanjang lebih kurang 1,5-3 cm, sehingga menjulur
seperti lidah. Sayatan ini kemudian dipotong ¾ panjangnya atau
menyisakan sedikit sayatan (<1/3 bagian) cukup untuk tempat menahan
sayatan atau pola mata entres.
c) Pengambilan mata entres
Kriteria mata entres yang baik dari segi ukuran:
- Mata entres yang sudah plast/mekar (tidak bagus).
- Mata entres yang besar tapi belum plast/sedang/bentuknya sudah menonjol (terbaik untuk ditempel).
- Mata tunas kecil/dormant/ istirahat (dapat digunakan tapi agak lama melekatnya dan pertumbuhannya juga relatif lama). Kriteria mata entres yang baik dari segi pengerjaan dan bentuk:
- Mudah dikupas (menandakan bawah kambiumnya/ jaringannya aktif).
- Kelihatan ernas/ sehat/ segar.
- Diambil dari ranting yang berdiameter 2-4 mm, atau diameternya sama dengan batang bawah.
- Warna kulit sama dengan warna kulit batang bawah (menunjukkan kesesuaian secara fisiologis).
Pengambilan/pengupasan
pola mata entres dari atas ke bawah, karena yang dilekatkan/yang
menjadi faktor penentu tingkat keberhasilan adalah lekatan pola entres
bagian bawah rapat dengan pola jendela di batang bawah. Atau dengan
kalimat lain bahwa yang diperlukan adalah sisi bawah yang bersih, karena
syarat mutlak agar tempelan jadi adalah pola mata entres harus
melekat/menempel rapat pada sisi bawah dan salah satu sisi samping,
sedangkan sisi atas dan sisi samping lainnya tidak melekatpun tidak
apa-apa, tetapi lebih sempurna kalau semua sisi menempel rapat (tetapi
keadaan tersebut sulit dicapai). Ukuran sayatan mata tempel sedikit
lebih kecil dari ukuran sayatan batang bawah.
Batang
disayat agak dalam sehingga menembus kayu. Tangan kiri memegang ranting
yang mau diambil mata entresnya, ibu jari tangan kiri menahan ranting
dan membantu mendorong ke arah atas saat silet ditangan kanan mulai
bergerak membuat sayatan menembus kayu, panjang sayatan sekitar 0.5-1 cm
diatas mata entres dan 0.5-1 cm dibawah mata entres (sayatan mata entes
se-panjang sekitar 1-1.5 cm), sayatan untuk pengambilan entres harus
dengan satu gerakan mulus searah dan tidak boleh dengan gerakan
terputus-putus. Setelah sayatan melewati mata entres, kemudian membuat
keratan melingkar mengarah miring ke dalam menghubungkan kedua sisi
sayatan bidang pola mata entres, untuk memisahkan mata entres dengan
kayu dengan cara mengait pola dengan ujung silet atau dengan kuku jari
dengan sontekan halus sehingga terlepaslah kulit yang membawa mata
entres dengan kayu dan sayatan kayu tidak terlepas dari ranting.
Apabila
ranting yang terdapat mata entres terlalu kecil, biasanya sayatan ikut
melepaskan kayu terikut dengan sayatan, kalau itu terjadi kita masih
dapat memisahkan mata entres dengan kayu tersebut dengan sontekan ujung
silet yang hatihati. Kemudian rapihkan irisan sisi bawah entres untuk
menghindari irisan sisi bawah entres dari kotoran atau infeksi, yang
menjadi perhatian pola sayatan mata entres harus bersih dari kayu dan
apabila dilihat tidak meninggalkan lubang di bekas kulit mata entres,
maka sayatan pola mata entres tersebut siap untuk ditempelkan.
c) Menempelkan mata entres ke sayatan batang bawah
Ambil
sayatan mata entres, masukkan, lekatkan, tempelkan, tancapkan dan tekan
entres pada sisa sobekan di batang bawah. Prinsipnya semakin cepat
penem-pelan dari pengambilan entres semakin baik, persen jadinya makin
tinggi.
d) Pengikatan
Ambil
tali dan tarik tali plastik yang disiapkan untuk pengikatan, pengikatan
dari bawah tempelan melingkar ke atas dimulai sekitar 0.5 cm di bawah
sayatan/jendela, tali plastik disusun saling tindih seperti menyusun
genting, pengikatan dengan hatihati jangan terlalu kencang (mengganggu
proses penyatuan batang bawah dan entres), atau kurang kencang/ kendur
(air bisa masuk ke luka tempelan, sehingga menginfeksi tempelan) gunakan
perasaan dalam pengikatan. Pengikatan di dekat mata entres harus lebih
hati-hati, ikat bagian bawah mata entres menuju bagian atas mata entres,
ikat arah menyilang menuju bawah mata entres, ikat bagian bawah mata
entres, kembali menyilang ke atas mata entres usa-hakan sekitar mata
entres terikat sempurna sehingga air tidak masuk ke dalam tempelan.
Lanjutkan pengikatan ke arah atas sampai ikatan menutupi 0.5 cm diatas
luka sayatan batang bawah, lalu kunci ikatan dan tarik tali plastik dan
potong/rapikan sisa tali plastik.
Mata
entres yang besar atau menonjol, semisal pada durian tidak ditutup tali
plastik saat pengikatan, tangkai daun dipotong penuh/biasanya tangkai
daunnya sudah tanggal dengan sendirinya bila mata entres sudah besar.
Mata entres yang masih kecil ditutup dengan tali plastik, tetapi
disiasati dengan menyisakan potongan tangkai daun dibawahnya agak
panjang sedikit, sehingga walaupun di tutup tapi sisa potongan tangkai
daun masih mampu melindungi mata entres kecil dari tekanan pengikatan
tali plastik sehingga cukup ruang untuk tumbuh dan mata entres tidak
patah. Jika mata tunasnya tidak menonjol seperti pada mangga dan jeruk,
mata tunas boleh ditutup rapat dengan pita plastik.